LANGKA! Bakteri Pemakan Daging di Jepang Mampu Membunuh dalam Hitungan Hari, Apa Itu STSS?

- 23 Juni 2024, 13:00 WIB
Ilustrasi - Bakteri Salmonella. ANTARA/Pixabay/skeeze.
Ilustrasi - Bakteri Salmonella. ANTARA/Pixabay/skeeze. /

Andrew Steer, direktur infeksi, kekebalan dan kesehatan global di Murdoch Children's Research Institute di Melbourne, Australia telah memperingatkan bahwa mereka yang menderita STSS seringkali tidak gejala awal.

“Anda cenderung baik-baik saja, dan kemudian menjadi sakit parah,” katanya.

Ia juga menambahkan bahwa ruam seperti terbakar sinar matahari juga bisa menjadi salah satu indikasi awal infeksi.

Menurut CDC, dalam waktu 24 hingga 48 jam, tekanan darah turun, diikuti dengan kegagalan organ dan detak jantung serta pernapasan yang cepat.

Sangat dianjurkan untuk membawa penderita ke Rumah Sakit sesegera mungkin karena infeksinya dapat diobati dengan antibiotik, pembedahan, atau cairan infus.

Apa yang menjadi penyebab wabah STSS ini di Jepang?

Hingga kini, penyebab pasti merebaknya STSS di Jepang belum diketahui.

Namun, Kementerian Kesehatan Jepang menyatakan bahwa pelonggaran kebijakan virus corona dapat menjadi faktor penyebab peningkatan tersebut.

Meskipun terjadi peningkatan, kementerian bersikeras bahwa perjalanan ke negara tersebut masih aman.

Akan tetapi sangat dianjurkan untuk selalu mencuci tangan dan membersihkan luka bagi yang memiliki luka terbuka dan juga luka lebam untuk menghindar terinfeksi bakteri pemakan daging ini.

Halaman:

Editor: Viko Karinda

Sumber: The Independent


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah