LANGKA! Bakteri Pemakan Daging di Jepang Mampu Membunuh dalam Hitungan Hari, Apa Itu STSS?

- 23 Juni 2024, 13:00 WIB
Ilustrasi - Bakteri Salmonella. ANTARA/Pixabay/skeeze.
Ilustrasi - Bakteri Salmonella. ANTARA/Pixabay/skeeze. /

PIKIRAN RAKYAT BMR- Puluhan nyawa telah meninggal akibat bakteri pemakan daging yang sangat langkah di Jepang.

Bukan hanya langka, namun bakteri pemakan daging di Jepang ini rupanya sangat mematikan.

Saat ini di Jepang ratusan orang telah terinfeksi oleh bakteri pemakan daging yang langka dan mematikan ini.

Adalah Sindrom Syok Toksic Streptokokus (STSS)

Tercatat dalam 6 bulan terakhir lebih dari 1.000 kasus sindrom syok Toksic Streptokokus (STSS) dilaporkan di Jepang.

Jumlah ini tercatat lebih tinggi dari jumlah total yang terinfeksi pada tahun lalu di negara tersebut.

Penyakit ini sebagian besar disebabkan oleh bakteri bernama Streptococcus pyogenes, umumnya dikenal sebagai streptokokus grup A.

Berdasarkan catatan Institut Penyakit Menular Nasional Jepang pada bulan Maret, terdapat 77 orang meninggal akibat terinfeksi bakteri STSS ini.

Diketahui bahwa bakteri pemakan daging STSS ini bisa berakibat fatal untuk Kesehatan manusia.

Lembaga tersebut telah memperingatkan bahwa penyakit ini dapat membunuh Anda dalam hitungan hari.

Meskipun terdapat rekor jumlah kasus sindrom syok toksik streptokokus (STSS) tahun ini, penyebab peningkatan tersebut masih belum diketahui.

Apa itu STSS?

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat, Sindrom Syok Toksik Streptokokus adalah penyakit parah yang disebabkan ketika bakteri Streptococcus Grup A menyebar ke dalam darah dan jaringan dalam,

Luka terbuka, diabetes, dan penggunaan alkohol merupakan faktor yang dapat meningkatkan risiko tertular STSS.

Penyakit ini paling umum terjadi pada usia di atas 65 tahun.

Menurut CDC, Gejala STSS termasuk demam, menggigil, nyeri otot, mual dan muntah.

Menurut Penn Medicine, penyakit ini bisa menjadi lebih serius bila bersamaan dengan necrotizing fasciitis.

Adalah suatu bentuk bakteri Strep Grup A pemakan daging.

Bakteri ini sangat sangat terkait dengan STSS dan mampu menghancurkan otot, kulit, dan jaringan lainnya.

Andrew Steer, direktur infeksi, kekebalan dan kesehatan global di Murdoch Children's Research Institute di Melbourne, Australia telah memperingatkan bahwa mereka yang menderita STSS seringkali tidak gejala awal.

“Anda cenderung baik-baik saja, dan kemudian menjadi sakit parah,” katanya.

Ia juga menambahkan bahwa ruam seperti terbakar sinar matahari juga bisa menjadi salah satu indikasi awal infeksi.

Menurut CDC, dalam waktu 24 hingga 48 jam, tekanan darah turun, diikuti dengan kegagalan organ dan detak jantung serta pernapasan yang cepat.

Sangat dianjurkan untuk membawa penderita ke Rumah Sakit sesegera mungkin karena infeksinya dapat diobati dengan antibiotik, pembedahan, atau cairan infus.

Apa yang menjadi penyebab wabah STSS ini di Jepang?

Hingga kini, penyebab pasti merebaknya STSS di Jepang belum diketahui.

Namun, Kementerian Kesehatan Jepang menyatakan bahwa pelonggaran kebijakan virus corona dapat menjadi faktor penyebab peningkatan tersebut.

Meskipun terjadi peningkatan, kementerian bersikeras bahwa perjalanan ke negara tersebut masih aman.

Akan tetapi sangat dianjurkan untuk selalu mencuci tangan dan membersihkan luka bagi yang memiliki luka terbuka dan juga luka lebam untuk menghindar terinfeksi bakteri pemakan daging ini.

Menurut para ahli bahwa STSS telah ada selama ratusan tahun tetapi masih jarang terjadi.

Puluhan orang meninggal dunia akibat terinfeksi bakteri pemakan daging di Jepang, STSS yang sangat Langka dan juga berbahaya bagi Kesehatan manusia.***

 

Editor: Viko Karinda

Sumber: The Independent


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah